Siapa Badai NTB ? Putri Desa Yang Hobi Baca dan Berorganisasi - Reportase Bima

Senin, 30 Desember 2024

Siapa Badai NTB ? Putri Desa Yang Hobi Baca dan Berorganisasi



Bima, Reportasebima.com.
Uswatun Hasanah, atau kerap disapa Rahel/Badai. Kelahiran Ngali, 11 September 1998. Melirik Masa kecilnya tidak jauh beda dengan anak-anak seusainya dimasa itu, artinya normal, tidak ada yang mengatakan njol dan lain dari yang lain. Bersekolah sekolah dan mengenali lingkungan dengan berproses secara alami, alam diarungi tanpa sibuk dengan gadget seperti saat ini. Dulu yang namanya gadget masih asing dan belum sebanyak sekarang.

Hanya satu dua orang dari sahabat yang memilikinya, itupun nggak secanggih sekarang. orang tua Badai NTB dikenal bukan tipe orang yang egois, karena benar-benar memberi raung untuk putri dan anak anaknya berkembang secara alami. Pokoknya benar-benar masa kecil dilewati dengan alami dan belajar mandiri, pulang sekolah sering kesawah bantu orang tua, sepulang sekolah bermain dengan teman teman, malam belajar ngaji bersama saudara, dan itu menjadi rutinitas. Bermain tanpa ada batas dan jarak, sungai-sungai baginya sudah di susuri, gunung-gunung di arungi, jalan setapak sudah sering di lewati, tembok-tembok sering di lompati, pohon-pohon di tinggi sering panjati. Maka hal itu sudah menjadi hal biasa saja, jadi yang ekstrim sampai yang biasa, dari yang senang ke yang sedih, dari saling sayang sampai adu jotos, dan dari segala macam aktifitas menyenangkan lainnya pada zaman itu yang tidak di temukan dizamannya.

Untuk sekolah semua di selesaikan di SDN 1 Ngali (2009), SMP Negeri I Belo (2012), dan SMA Negeri 1 Belo (2015).
Dan selama bersekolah tidak begitu ketinggalan, maksudnya dalam hal memahami pelajaran dikelas. Meski tidak sepintar teman-teman lain, tapi yang jelas bisa diperhitungkan.

Sesuai tamat SMA alhamdulillah terus masuk dalam urutan peringkat 1-2. Dulu sebelum tahu tentang cita-cita itu apa,? Bila ditanya, maka jawabannya sudah pasti hanya mengikuti teman-teman yang lain. Kalau dalam kelas guru bertanya apa cita-citanya Badai NTN, Maka sama dengan cita cita yang lain (teman sekelas red). Tapi ikut saja, kendati teman-teman ada yang menjawab cita-citanya ingin jadi Guru atau Polwan, menjadi Guru atau TNI dan lainnya. Perlu dimaklumi waktu itu belum paham apa itu cita-cita. Jadi sampai kelas 2 SMA pun masih bingung soal cita-cita, sedikitpun tak ada kepastian, meski banyak yang di impikan namun takut mengutarakannya apalagi sampai mengangankan untuk bisa meraih impian itu, hanya sebatas khayalan setiap malam.

Mengingat kondisi ekonomi keluarga yang terbilang dibawah rata-rata, maka tidak berani memiliki cita-cita yang begitu tinggi ketimbang teman-teman yang dengan bangga dan berbusung dada memamerkan cita-citanya pada saat ditanya Guru ataupun orang lain. Sebetulnya sih ada banyak impian yang ingin di gapai, hanya saja untuk menghayalnya sampai sejauh teman-teman yang lain, sangat tidak mungkin.

Termasuk soal planning akan melanjutkan di Universitas ternama yang tersebar di seluruh Indonesia. Impian-impian itu hanya menjadi pengantar tidur saja disetiap malam. Sampai akhirnya ujian akhir tiba, sedikitpun tak pernah terlintas dalam benak akan kuliah. Mengingat kondisi yang tidak memungkinkan. Jadi hanya punya sedikit harapan semoga ada keajaiban yang turun saja di saat itu, entah lanjut atau tidak, jadi di cuekin saja.

Kemudian tidak terlintas mendapat Penghargaan Beasiswa Miskin karena prestasi menjadi Atlet Pencak Silat Kabupaten Bima Kelas B Dewasa Putri yang meraih medali perak dan perunggu diajang Kejuaraan Daerah (2013) dan Porprov NTB (2014). Jadi lulus di jalur SNMPTN sehingga bisa kuliah di Universitas Pendidikan Ganesha Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi.

Selain itu, memilih berorganisasi di Himpunan Mahasiswa Islam sebagai tempat untuk menempa diri, organisasi mahasiswa Islam yang pertama berdiri di Indonesia, sudah LK 1 (2016) dan LK II (2017). Kegigihan ingin mengasah kecerdasan dan kepiawaian dalam membangun relasi adalah faktor utama aktif di organisasi internal maupun eksternal kampus. Dan itu sedang berkutat dengan penyelesaian skripsi, tugas akhir untuk memenuhi syarat untuk menjadi S1, dan targetnya bulan Agustus (2019) akan wisuda.

Lanjut, bahwa menjalani rutinitas dunia kampus dan organisasi sangat suka mengoleksi buku-buku sosial sampai buku-buku politik. Disamping suka buku-bukunya Tan Malaka, Soe Hoek Gie, dan Pramoedya.

Seiring waktu menarik semakin suka mengamati dunia politik nasional maupun internasional sejak umur 17 tahun, Meski jurusan akademik di Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi tapi juga tidak buta-buta amat tentang politik.

Dimedia sosial kerap menuliskan hal-hal yang tidak wajar dibahas oleh orang biasanya, yang kemudian banyak dari kawan media sosial yang tidak menyukainya dan banyak yang penasaran dengan latar belakang. Pilihan-pilihan politik yang berbeda dengan kawan-kawan tidak kemudian membuat berhenti menyuarakan pilihan politik di muka public.

Rasa terima kepada kedua orang tua yang selalu mendukung, dan teman-teman yang mensupport baik apa yang sedang di giati selama ini membuat semangat untuk terus bicara dengan pena yang di miliki untuk memperjuangkan hal-hal yang menurut prinsip hidup yang dianggap benar.

"Mohon maaf, tulisan ini lahir untuk menjawab semua pertanyaan kawan-kawan, kita semua adalah anak daerah yang terbaik, kita bisa memberikan sumbangsih kepada daerah kita sesuai kapasitas dan kemampuan kita masing-masing. Jika kau adalah akademisi maka berkata dan berbuatlah sesuai ilmu, bila kau adalah tukang ojek maka jadilah tukang ojek yang tidak menikung penumpang teman, jika kau adalah guru maka didiklah murid-murid sesuai amanat pendidikan, jika kau adalah aktivis maka bicara dan berjuanglah untuk kepentingan orang banyak. Itu adalah bagian kontribusi dalam membangun daerah juga". UNGKAPNYA Bercerita sedikit tentang latar belakangnya.

Demikian Badai NTB. "

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda