Bima, Reportasebima.com.
Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Manassa) dan Museum Kebudayaan Samparaja Bima bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Bima Menggelar Seminar Nasional dengan Tema “Naskah Bima Sebagai Ingatan Kolektif Bangsa” dibuka secara resmi oleh Bupati Bima Hj Indah Dhamayanti Putri, SE., M.IP di Ruang Rapat Utama Kantor Bupati Bima, Senin 4 Desember 2023.
Acara Seminar nasional tersebut menghadirkan narasumber yaitu, Dra Sri Sumekar. M.Si, (Universitas Hasanuddin), Prof. Dr. Muhlis Hadrawi, (Universitas Padjadjaran Bandung), Dr Titin Nurhayati Mamun, Penulis Sejarah Dr Hazmirullah, Museum Samparaja Dr. (Cand) Dewi Ratna Muchlisa Mandyara dan dari Perpusnas RI.
Kegiatan tersebut juga dihadiri unsur Forkopimda, akademisi, tokoh adat dan tokoh dan pemerhati budaya.
Bupati Bima dalam sambutannya memaparkan, atas nama jajaran Pemerintah daerah menyampaikan ucapan terima kasih atas penyelenggaraan seminar berskala nasional di wilayah Kabupaten Bima.
Dipaparkan Bupati Bima, “Mbojo adalah daerah yang cukup dikenal sejak zaman dahulu kemudian dengan bukti-bukti sejarah yang dimiliki. tentunya kita semua patut berbangga”. Ucapnya.
Kepada semua pihak, khususnya keluarga besar dan keturunan Kesultanan Bima dirinya mengharapkan untuk dapat terus menjaga naskah-naskah kuno yang ada agar menjadi bagian dari sejarah, bahwa kita tidak hanya bangga dengan keberadaan Kesultanan Bima dengan bukti sejarah, tetapi juga bangga dengan warisan koleksi naskah yang ada.
Sementara itu, Ketua Manassa Dr Munawar Holil menyampaikan, bangsa Indonesia memiliki warisan budaya tertulis dalam bentuk naskah kuno yang jumlahnya puluhan ribu di seluruh Indonesia termasuk di Bima. Naskah tersebut berisi berbagai catatan sejarah atau peristiwa yang terjadi pada masa lalu juga berisi berbagai pemikiran yang dituliskan oleh leluhur kita". Ungkap Dr. Munawar.
“Naskah kuno sebagai warisan leluhur merupakan ingatan kolektif dari bangsa kita yang bisa dijadikan pedoman dalam hidup dalam mengarungi berbagai perspektif hari ini dan di masa yang akan datang. Supaya jati diri bangsa kita itu tidak sampai kehilangan arah akibat berbagai pengaruh dari luar.
Dalam konteks ini, pada orang akan mengetahui bahwa di masa lalu, Bima merupakan sebuah kerajaan dan dunia luar sudah mengetahuinya sebagai sebuah kerajaan yang memiliki pengaruh luar biasa". Imbuhnya.