Kota Bima, Reportasebima.com.
Walikota Bima H Muhammad Lutfi SE menghadiri dan membuka secara resmi Lokakarya Ketangguhan Kota Terhadap Bencana Banjir yang diadakan oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Kementerian PPN/Bappenas) dan World Bank bersama Pemerintah Kota Bima, Senin (20/01)
Acara yang dilaksanakan di Ballroom Hotel Mutmainnah tersebut juga turut dihadiri oleh Perwakilan Bappenas RI Aditya Taufani, Kementerian Dalam Negeri RI Danang Insita Putra dan Adinda Laili Mardiansyah, World Bank, Pimpinan Perangkat Daerah Lingkup Pemerintah Kota Bima, BMKG Bima, Ketua Federasi Tim Siaga Bencana (FTSB) Bima Serta tamu undangan lainnya.
Jian Vun dari World Bank memaparkan bahwa visi dari program nasional ketangguhan banjir perkotaan yaitu kota-kota di Indonesia akan kuat dan tangguh terhadap bencana banjir melalui peningkatan inovasi mitigasi risiko banjir, opsi pendanaan dalam investasi, dan struktur pemerintahan. Program tersebut akan menyusun Indikator KIR Utama (Key Performance Indicators) untuk mengukur dampak investasi yang dilakukan dalam membangun ketangguhan banjir perkotaan.
Lanjutnya, jenis hubungan yang akan digunakan dalam melaksanakan Program nasional ketangguhan banjir perkotaan tersebut yaitu Bilateral, Multilateral (Bank Dunia, ADB, JICA dan KOICA), Pemerintah dan NGO/Swasta dan akan dicapai melalui 4 (empat) komponen yakni analisis risiko banjir dan rencana investasi, dukungan untuk investasi ketangguhan banjir, pengembangan kapasitas dan manajemen pengetahuan serta dukungan manajemen program.
Walikota Bima melalui sambutannya menjelaskan bahwa 10 tahun terakhir peristiwa banjir selalu terjadi di Kota Bima, artinya ada perubahan lingkungan baik perubahan fungsi lahan pertanian maupun perbukitan. Banjir di Kota Bima datang melalui 2 (arah) yaitu melalui pegunungan di Kota Bima maupun di Kabupaten Bima.
“beberapa hal yang perlu digaris bawahi dari lokakarya ini bahwa kita betul-betul menghasilkan suatu konsep gagasan dalam penanganan banjir dan pencegahannya. Kita menginginkan adanya penanganan banjir yang one system one integrated artinya penanganan ini tidak secara parsial tapi betul-betul penanganan tersebut secara kolektif, masyarakat yang kita relokasi perlu adanya pemberdayaan, begitu juga dengan lahan yang direlokasi/ditinggalkan”. Tutup Walikota.
Pemukulan gong oleh Walikota Bima menjadi penanda dibukanya lokakarya ketangguhan kota terhadap banjir. Dan Acara kemudian dilanjutkan dengan pemaparan. (Hmskobi)