Kota Bima, Reportasebima.com.
Kasek SDN 21 Kota Bima, Suhardin, S.Pd, M.Si mengaku tetap akan mempertahankan Sekolah yang dipimpinnya sebagai sekolah ramah anak."SDN 21 adalah Sekolah Ramah anak. Dan predikat ini tetap akan kita pertahankan". Cetusnya, Jum,at, (10/1) lalu.
Diakui olehnya, bahwa belakangan ini, SDN 21 Kota Bima santer diperbincangkan dan menjadi perhatian khususnya di medsos. Hal tersebut dinilainya lumrah saja terjadi dalam dunia pendidikan dan menjadi tantangan bagi dirinya dan para guru dalam menghadapi berbagai persoalan yang ada.
Kendati demikian adanya, bukan berarti semangat untuk maju pasca kasus yang terjadi harus mundur. Justru pengalaman pahit ini adalah pelajaran penting bagi kita agar semakin maju. Pihaknya berjanji akan mengevaluasi dan memperbaiki tatanan di SDN 21 Kota Bima. "Kita tidak boleh mundur dan larut dalam kesedihan. Musibah adalah ujian untuk memperbaiki diri". Terangnya.
Suhardin bersama para guru bertekad akan lebih memperketat lagi tingkat pengawasan di SDN 21. Termasuk mempekerjakan tenaga penjaga sekolah, guru honorer dan Karyawan di bagian TU akan lebih selektif lagi dalam penerimaannya. "Kita akan pertekat dari semua sisi pasca kasus yang ada". Ujarnya.
Saat ini, pihaknya dalam setiap apel pagi sudah mulai mengingatkan, bahwa guru itu adalah orang tua. Jadi wajib melindungi, mengontrol dan mengawasi para muridnya. Bila ada hal hal yang mencurigakan agar diwaspadai. Sebab prilaku oknum pencabulan adalah kejahatan yang tidak bisa ditolerir, apalagi korbannya adalah anak anak.
Pihak sekolah membantah dengan tegas, bila kejadian yang ada sengaja di tutup tutupi. Tidak ada sikap sekolah yang seperti itu. Yang ada, justru mendorong kasusnya secara hukum. Akan tetapi orang tua korban yang menolak dan cenderung tidak ingin melanjutkan ke proses hukum. Sehingga apa yang bisa sekolah bisa perbuat. Kecuali mengikutinya. "Sekolah hanya imbas dari prilaku menyimpang tersebut". Terangnya.
Disamping itu, pasca kejadian di SDN 21, ada juga upaya oknum yang terus memperkeruh suasana, seperti menuding Kasek SDN 21 Kota Bima otoriter, arogan dan tidak transparan. Bahkan ada yang menuding Kasek mengelola dana bos secara pribadi demi mendapatkan keuntungan pribadi. Padahal hal itu tidak ada. Yang ada adalah setiap pencairan dana bos selalu di rapatkan secara bersama dengan melibatkan para guru maupun dinas terkait. Dalam hal ini bawasda dan pihak diknas. Tandas Suhardin. (NR)