Pilbup Kabupaten Bima 2020 - Reportase Bima

Sabtu, 09 November 2019

Pilbup Kabupaten Bima 2020




Oleh : Emde malllaow
______________________________

PILBUP KABUPATEN Bima tak lama lagi akan dihelat. Para paslon kandidat tentu akan segera bermunculan untuk mencoba peruntungan. Maka dengan demikian perkubuan akan terbentuk seiring peta kekuatan yang bakal terbaca.

Secara umum, sang petahana tentu merupakan paslon yang pasti kuat. Kuat? Iyap, jika dinilai secara selayang pandang, IDP (-Dahlan, jika masih berlanjut kongsinya) sangatlah kuat. Kuat karena memang ia adalah sang petahana, tokoh yang sedang berkuasa. Di mana pun, sang petahana itu ‘hukum’-nya ‘wajib’ kuat! Apakah itu selama menjalankan kekuasaannya dalam rentang waktua ia berkuasa mampu memuaskan kehendak dan harapan rakyat dipimpinnya atau tidak. Pokoknya sang petahanan tetaplah pasangan yang kuat dan wajib diperhitungkan oleh para penantangnya. Akan tetapi, saya mengklasifikan bentu kekuatan sang petahana menjadi dua “kuat”, yaitu: KUAT dan SANGAT KUAT.

Lalu, bagaimana dengan posisi kekuatan yang dimiliki oleh IDP (-Dahlan)? 

Seperti saya katakana di atas, secara sekilas atau selayang pandang, IDP (-Dahlan) terlihat SANGAT KUAT. Akan tetapi, jika diamati, ditelusuri, dan dikalkulasi, sesunggunya IDP (-Dahlan) status posisi kekuatannya hanya: KUAT! Perbedaam SANGAT KUAT dengan KUAT adalah: SANGAT KUAT memiliki probabilitas tinggi untuk memenangkan kembali pertarungan dalam pemilihan mendatang (dengan persentase kemenangan di atas 50%). Sedangan KUAT memiliki probabilitas tinggi untuk dikalahkan (karena hanya memiliki massa pendukung di bawah 50%).

Mengapa IDP (-Dahlan) saya posisikan hanya KUAT? Tentu saja, jika diamati, ditelusuri kembali, dan dikalkulasi pada perolehan persentase kemenangannya pada pilbup di tahun 2015 yang lalu, paslon IDP-DAHLAN tidak memperoleh kemenangan dengan persentase mutlak. Artinya, paslon ini hanya memperoleh suara kemenangan jauh di bawah persentase 50%, yaitu hanya 40,12%, Jadi, nyaris 60% masyarakat Kabupaten Bima tidak memilih paslon ini. Dan sudah menjadi pengetahuan umum, bahwa penguasa yang berkuasa dengan suara kemenangan kurang dari 50% sangat rentan untuk kalah. Akan tetapi, untuk IDP(-Dahlan) tentu bukan pasangat yang mudah untuk dikalahkan juga. Bahkan jika para paslon penantangnya belum begitu dikenal akrab oleh segenap rakyat Kabupaten Bima, maka bisa jadi paslon IDP(-Dahlan) akan kembali memenangkan pertarungan dan melenggang kembali ke kursi EA 1 secara mulus.

Lalu, paslon yang bagaimana yang mampu mengalahkan sang petahana di pilbup Kabupaten Bima 2020? Jawaban saya tetap sama seperti tulisan-tulisan saya terdahulu, adalah: bahwa IDP(-Dahlan) hanya bisa dikalahkan secara telah oleh figus atau pasangan figure (paslon) yang sudah sangat dikenal oleh masyarakat dan sudah memiliki perkiraan persentase massa pendukung yang jelas. Artinya: sang petahana, IDP(-Dahlan) tidak mampu ditaklukkan oleh para tokok “new-comer”, siapa pun  dia/mereka!

Lantas, siapa para tokoh yang memiliki probabilitas untuk menumbangkan kekokohan IDP(-Dahlan) di pilbup 2020? Ada beberapa tokoh yang menurut penulis yang sangat berpotensi untuk mengalahkan IDP(-Dahlan). Namun setelah saya timang-timang dan saring, maka penulis menyisakan dua tokoh sentral: dua “big power”, yaitu: mantan bupati Bima yang lalu, yaitu Bapak Syafruddin HM Nur (Syafru) dan Bapak Ady Mahyudi. Kita mungkin masih ingat, pada gelaran pilbup Kabupaten Bima 2015, pasangan Pak Syafru meraih suara 28,22% suara, sedangan pasangan Ady Mahyudi memperoleh suara 21,46%. Lalu pertanyaannya, apakah dengan latar belakang suara peroleh masing-masing keduanya yang hanya sedemikian besarnya mampu menumbangkan sang petahana? Tentu tidak mungkin jika masing-masing figur “big-power” membuat kubu masing-masing seperti pada pilbup 2015 lalu. Jika keduanya membentuk paslon masing-masing, maka percayalah, tak akan jauh dengan hasil di pilbup 2015. IDP(-Dahlan) akan kembali melenggang manis ke kursi EA 1 & EA 2. Maka, jalan untuk menjungkalkan hegemoni IDP(-Dahlan), tentu kedua sang “big power” ini harus menggabungkan kongsi, dan jangan pernah berpikir untuk membentuk paslon sendiri-sendiri. Secara bulat, beliau berdua harus mampu menyatukan pikiran, tujuan, serta tekad, dan menjadi sebuah paslon penantang. Saya kira yang mampu menyedot sebuah kekuatan dukungan adalah: H. SYAFRUDDIN HM NUR-ADY MAHYUDI. 

Mengapa penulis optimis jika SYAFRU-ADY bersatu (sebagai paslon) akan mampu mengalahkan IDP(-Dahlan) dengan telak? Tentu ada banyak factor penyebabnya. Namun hanya beberapa factor utama yang saya sampaikan, adalah: 1. Suara perolehan dari paslon Syafru (28,22%) dan paslon Ady (21,46%), yang jika digabungkan hamper bulat 50% suara! Baru perhitungan kotornya. Tentu suara itu tidak utuh lagi, karena ada yang keluar, namun ada yang masuk.

Artinya: suara gabungan itu bisa berkurang dan bisa bertambah. Mengapa bisa bertambah? Lihat pada factor berikutnya; 2. Penilaian masyarakat pada IDP(-Dahlan) selama berkuasa bisa menjadi pemicu naik atau pun menurunnya suara dukungan bagi sang petahanan. Namun menurut saya, tanpa perlu saya sampaikan di sini alasan mendasarnya, bahwa suara dukungan kepada IDP(-Dahlan) lumayan menurun, dan 3. Ada kerinduan masyarakat kepada pemimpinnya yang terdahulu. 

Bukan rahasia lagi, bahwa terkadang du hati tiap rongga dada masyarakat suka merindukan pemimpinnya yang terdahulu. Demikian juga di hati banyak masyakat Kabupaten Bima, tentu merindukan kepemimpinan Pak Syafru. Selama sang mantan pemimpinnya tidak pernah melakukan tiga hal buruk, yaitu: tidak cenderung membawa rakyatnya pada hal kufur dan maksiat (artinya kepemimpinannya baik-baik saja), maka sang pemimpin tersebut akan dirindukan lagi oleh rakyatnya. 

Dan begitu banyak contoh kasus, di mana sang mantan pemimpin berhasil memenangkan kembali kontestasi demokrasi. Jadi di sini, jika demikian, tak sedikit rakyat Kabupaten Bima akan menjatuhkan pilihan pada paslon Pak Syafru. Namun persentasenya relatif tak tinggi, yang jika digabungkan dengan persentase suara pemilihnya yang di pilbup dahulu belum mampu mengalahkan persentase kemenangan dari IDP(-Dahlan). Namun, jika digabungkan dengan suara dukungan dari Pak Ady Mahyudi, saya sangat optimis, bahkan paslon SYAFRU-ADY mengalahkan IDP(-Dahlan) dengan telak. 

Artinya: di sini, ADY MAHYUDI bisa menjadi “kartu truf” bagi kemenangan suatu paslo dalam pilbup Kabupaten Bima 2020. Maksud: baik jika digandeng oleh Pak SYAFRU maupun IDP, maka akan memberikan efek kemenangan yang sangat mutlak bagi sang calon bupati! Karena itu, saya kira, ADY MAHYUDI adalah sang “BIG POWER” yang bisa pembawa kemenangan besar bagi pasangan.Bahan Rujukan....***

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda