Bima, Reportasebima.com.
Sering Menangis
Rindu Ingin Mengabdi dan Pulang Kampung.
Tak Banyak yang mengetahui sosok figur HMN dari arah dekat. Tapi dikalangan tokoh tokoh penting kalangan atas, HMN sangat dipuji.
Jabatan Sekda di Mamuju Utara tidaklah mudah menggapainya. HMN harus melalui berbagai rintangan. Tapi karena jiwa dan semangatnya yang pantang menyerah, membuat BUPATI tanah Mamuju menunjuknya.
Kepribadiannya yang sederhana, sosialis dan memiliki tingkat kepedulian yang tinggi kepada daerah dan masyarakat tempat bertugas, menjadikan HMS dicintai dan tidak mau dilepas.
HMS Memiliki kepekaan dan kemampuan menghadirkan anggaran daerah yang besar. Lobi lobinya ditingkat pusat menunjukan kemampuannya. Sehingga tidak heran, bila APBD di Kabupaten Mamuju terus bertambah dari tahun ke tahun. Bahkan tembus diatas angka 2 triliun. saat ini Mamuju terus menjadi daerah berkembang pesat dari semua bidang, baik pertanian maupun jasa. Padahal daerah MAMUJU dengan Bima, tak jauh berbeda. Apalagi KOTA BIMA sebagai daerah sama sama baru dari hasil pemekaran.
Kemampuan yang di miliki HMN menarik perhatian di era Kepemimpinan Alm. FERRY ZULKARNAIN DAN Kepemimpinan Alm. HM. NUR A. LATIF agar mau menjadi Sekda di Bima, tapi ditolak olehnya, karena sekda pada waktu itu dianggap HMN figur2 birokrat terbaik juga. Bahkan tidak ketinggalan dengan Kepemimpinan Bupati Bima Hj. Indah Damayanti Putri saat ini. Maka jangan heran kalau Umi Dinda meliriknya, dan mengajak pulang kampung untuk mengabdi.
Lepas dari ajakan Umi Dinda, ternyata HMN yang sudah 30 tahun mengabdi di daerah rantauan dan hal ini membuatnya sering menangis, karena rindu dan ingin balik Bima untuk bisa berbuat banyak. Tangisannya tersebut, dikalah usai melaksanakan sholat magrib di mesjid Kantor Bupati daerah mamuju. Cerita ini terlontar dari salah seorang keluarga dekat HMS di Kota Bima kepada reportasebima.com
Dan bertanya kepada HMN yang membuatnya menangis, ternyata jawabannya selain rindu masa kecil, juga belum bisa berbuat maksimal untuk daerah Bima. Padahal banyak yang bisa dilakukan. Ungkap sumber keluarga dekat, meniru cerita HM. Natsir. (TimR)