Kamis, (21/11), Kelompok Pergerakan Front Mahasiswa dan Pemuda Pro Demokrasi melakukan aksi di Depan Kantor Walikota Bima. Kehadiran Ratusan mahasiswa dan pemuda FM dan PPD sekitar pukul 10. 00 WITA dan langsung berorasi bergiliran dari orator, korlap massa aksi.
Dari pergerakan yang ada, menilai Kepemimpinan Lutfi Ferry tidak ada kemajuan, dan bentuk nyata yang dilakukan. Justru, selama satu tahun memimpin Lutfi Ferry dianggap gagal. Karena tidak sedikit persoalan yang ditemukan.
Baik menyangkut penyerapan APBD dinilai kurang maksimal, pengerjaan taman Kodo cacat hukum administrasi, persoalan SD 55, masalah Pelindo 2, masalah Pos Pos anggaran fiktif, relokasi rumah warga, krisis air bersih, dan sejumlah problem yang menjadi polemik di satu tahun kepemimpinan Lutfi Ferry. Slogan Taroa dan Perubahan hanya pepesan kosong, tudingnya
Atas dasar persoalan tersebut, massa aksi menuntut, meminta Walikota menghentikan kriminalisasi terhadap aktifis dan masyarakat Bima, mendesak Walikota melaporkan Hanif atas dugaan penyuapan penerimaan pegawai pol PP, mendesak Kapolres menangkap dan serius menuntaskan kasus penyuapan dilakukan Hanif, mendesak Walikota mempertanggungjawabkan defisit anggaran Rp 18 m, mendesak Walikota mempertanggungjawabkn anggaran mesjid agung, 10 m, dana bansos 7 m dan BUMD 4 M dan sederet persoalan lain dianggap bermasalah, sehingga diperlukan penanganan serius.
Pantuan reportase.com di lokasi menunjukan, aksi di hadang sat Pol PP di gerbang utama Kantor Walikota. Dan beberapa anggota massa aksi yang mencoba merangsek masuk dan menjebol pintu utama, mendapat pengamanan dari anggota pol PP dan menyuruh keluar dari kantor walikota.
Bersitegang sempat terjadi, antara massa yan mencoba merusak pintu gerbang utama dan meminta pihak walikota Bima dapat menerima massa aksi dan dapat menjelaskan semua yang menjadi tuntutan Namun sat pol PP yang sudah bersiaga menghalanginya dan tidak mampu memenuhi keinginan massa aksi, karena walikota Bima tidak ada ditempat.(TimNR)